Sabtu, 28 Juni 2014

Masjid Shirothal Mustaqim Samarinda

Di Samarinda Seberang ada sebuah kampung yang bernama “Kampung Mesjid”. Kata “Mesjid” pada nama kampung ini memang merujuk pada sebuah masjid yang sudah berdiri ditengah kampung tersebut sejak abad ke 19. Masjid tersebut merupakan masjid tertua di kota Samarinda dibangun pada tahun 1881 dengan nama Masjid Jami’ dan sejak tahun 1960 namanya berganti menjadi Masjid Shirothal Mustaqim, setelah datangnya ulama dari Banjarmasin bernama KH Samuri Arsyad yang aktif mengajar di masjid ini. Perubahan nama masjid itu diawali beberapa musyawarah yang dilakukan KH Samsuri Arsyad bersama beberapa tokoh warga dan imam masjid. Setelah meminta petunjuk pada Allah SWT, akhirnya masjid itu berubah nama menjadi Masjid Shirothal Mustaqim hingga saat ini.

Masjid Shirotal Mustaqim terletak di Jalan Pangeran Bendahara, Kelurahan MasjidKecamatan Samarinda SeberangKota Samarinda, propinsi Kalimantan Timur. Untuk mencapainya dari pusat kota Samarinda, harus menyeberangi sungai Mahakam melalui Jembatan Mahakam dan dapat dicapai dengan kendaraan roda dua maupun empat. Masjid ini kini menjadi salah satu tempat wisata religi favorit di kota Samarinda. Ramai dikunjungi oleh berbagai kalangan. 
 
Masjid Shirotal Mustaqim

Di bulan September 2003, Masjid Shirothal Mustaqim Samarinda ini meraih anugerah sebagai peserta terbaik ke-dua di Festival Masjid Masjid Bersejarah Se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Dewan Masjid Indonesia. Selain itu, Masjid Shirothal Mustaqim termasuk sebagai bangunan cagar budaya di kota Samarinda yang dilindungi UU No 5 tahun 1992. 
Penghargaan dari Dewan Masjid Th. 2003
Dalam perkembangannya Masjid Shirothal Mustaqim pun dilengkapi dengan sarana pendidikan. Pada tahun 1956 didirikan Madrasah Dinul Islamiyah (MDI) lalu dilanjutkan dengan pembangunan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di tahun 1972 dan pembangunan perpustakaan masjid. Kegiatan keagamaan di masjid ini begitu semarak dari siang hingga malam hari mulai dari taklim ba’da maghrib hingga pengajaran baca Al Qur’an. 
Dilihat dari Sungai Mahakam
Hal unik lain yang bisa ditemui di Masjid yang sudah berumur lebih dari 127 tahun ini adalah pembuatan bubur pecak (bubur khas Bugis) yang terbuat dari rempah-rempah dan santan kelapa yang dihidangkan setiap bulan suci sebagai menu untuk berbuka puasa bagi para musafir dan masyarakat sekitar. Sedikitnya 250 porsi bubur disediakan setiap hari selama bulan Ramadhan.
Nah, berhubung sekarang bulan Ramadhan, kita bisa sholat terawih dan i’tikaf di Masjid Shirothal Mustaqim sambil menikmati bubur pecak :)


**** Wisata Samarinda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar