Samarinda memiliki slogan Tepian yaitu Teduh, Rapi, Aman, dan Nyaman. Itulah harapan dan cita-cita kota ini beserta warga masyarakatnya. Layaknya kota-kota besar di Indonesia maka, demikian pula dengan Samarinda, sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur dengan PAD yang tinggi maka seharusnya daerah dan warganya sejahtera, namun apa yang terjadi, kota Tepian yang kita cintai masih harus terus berbenah diri, mengingat banyak sekali permasalahan yang terus terjadi. Berikut akan penulis kemukakan satu per satu permasalahan yang penulis amati selama ini terjadi di kota kebanggaan kita ini.
Pertama, Banjir
Banjir di Simpang empat Lembuswana (Sumber : Sapos.co.id) |
Apabila Pemkot ingin mengatasi masalah banjir harus melihat beberapa aspek,
pertama aspek penyiapan model penanganan banjir, kedua kemampuan pemkot dalam
penataan ruang atau lahan kota penyerap air, ketiga pemkot harus cepat dan responsif
menangani segala masalah banjir, ini soal komitmen untuk segera menuntaskan
masalah banjir, dan keempat adalah partisipasi aktif masyarakat warga kota
Samarinda untuk menjaga lingkungan hidup yang lebih berkualitas. Masukan dari
penulis sendiri sudah pernah dituliskan disini dan disini.
Macet adalah hal yang biasa terjadi di kota besar, tidak terkecuali
Samarinda, karena kendaraan makin banyak dan beraneka ragam sedangkan jalan
kota tetap saja lebar dan panjangnya, sehingga terasa makin sesak. Lihat saja
apabila sore hari di Jembatan Pasar Sungai Dama dan Jembatan Mahakam, puluhan kendaraan macet ingin melewatinya.
Sebaiknya Pemkot sudah membuat jalan-jalan alternatif dan melebarkan badan
jalan itu sendiri, serta bertindak lebih tegas kepada pengendara yang melanggar
aturan lalu lintas. Namun, pada dasarnya penulis melihat sudah ada itikad baik
dari pemkot untuk mengurai kemacetan dengan membangun flyover tapi sepertinya
belum terlalu tampak baru plang nya saja, mungkin karena ini harus dilelang dan
merupakan proyek multi years.
Ketiga, Jalan rusak dan berlubang
Jl. Jakarta Loa Bakung Samarinda (Sumber: Samarindatepian.com) |
Meskipun demikian, penulis mengamati sudah banyak titik jalan yang disemenisasi.
Lebih dari setengah anggaran pengeluaran untuk membiayai belanja langsung habis
untuk menyemen jalan. walaupun masih ada jalan-jalan yang rusak parah dan belum
ditangani oleh pemkot seperti dari arah Jl KH Wahid hasyim menuju kawasan
Pinang Seribu, hal ini menyebabkan warga menanam batang pohon pisang di jalan
dan memblokir jalan tersebut, rusak terparah juga ada di Palaran, banyaknya
jalan yang rusak juga dapat menimbulkan korban lalu lintas seperti yang sering
kita baca di media cetak saat ini.
Dari kasus tersebut, penulis dan tentu saja segenap warga Samarinda
menginginkan Pemkot bersegera, bertindak cepat dalam menangani masalah ini
terutama akses jalan yang baik dan lancar.
Keempat, Listrik byar pet
Listrik Padam di Samarinda (Sumber: Tribun News) |
Harapan
penulis, agar Pemkot dan PLN bersinergi bersama-sama mencari solusi terbaik
untuk mengatasi masalah ini, bisa pembangkitnya yang ditambah atau dayanya yang
ditambah, karena listrik padam ini sangat mengganggu aktivitas warga, dengan
SDA batu bara yang melimpah harusnya kota ini bisa berkecukupan listrik.
Kelima, Pengemis dan gelandangan
Aksi Pengemis Cilik di Lampu Merah (Sumber: wiek/debbi juliana) |
Penulis mengamati bahwa para pengemis tersebut berasal dari luar Samarinda,
dan pemkot juga sudah berupaya menangkap lalu memulangkan si pengemis tersebut,
sayangnya mereka datang lagi dan lagi karena merasa lebih mudah mencari uang
disni.
Oleh karena itu, Penulis menghimbau para pembaca untuk lebih baik
menyedekahkan uangnya ke mesjid atau orang tidak mampu yang kalian tahu asal
usulnya. Bagi pemkot, larangan baik memberi dan menerima uang ke pengemis
sebenarnya sudah ada namun papan larangannya terlalu kecil, akan lebih baik
kalau pengumuman larangan dan dendanya dibuat lebih besar lalu dipasang di
setiap lampu merah jadi baik pengemis dan pengendara lalu lintas bisa membaca dengan jelas sehingga masalah ini bisa
teratasi.
Demikian, pendapat penulis tentang permasalahan dan solusinya bagi kota Samarinda, semoga hal ini dapat menjadi
bahan evaluasi diri baik itu untuk Pemerintah Kota Samarinda juga bagi Warga
Kota Samarinda seluruhnya demi terwujudnya Samarinda kota Tepian Teduh, Rapi,
Aman, dan Nyaman.
Apbila para pembaca memiliki ide/masukan/kritik/saran yang positif bagi
kemajuan kota Samarinda, silakan isi surveinya DISINI. Dengan menjadi warga kota yang baik kita
sudah membuktikan bahwa kita memang “urang” Samarinda, urangnya kota kita tercinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar